July 23, 2013

Asyiknya bermain paintball tradisional

"Jauh sebelum paintball dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Kami anak-anak di desa sudah mengenal permainan “paintball” ini secara tradisional".
Tembak-menembak merupakan salah satu permainan favorit anak laki-laki. Pistol-pistolan seakan merupakan mainan wajib bagi anak laki-laki selain mobil-mobilan entah membeli dari pedagang mainan atau membuat sendiri. Bagi anak kota yang hidup berkecukupan tentu mudah mendapatkan mainan-mainan tersebut. Namun bagi anak-anak desa yang hidupnya pas-pasan seperti saya, harus berputar otak dulu untuk menyalurkan imajinasi yang meluap-luap.


Dengan segala keterbatasan kami membuat sendiri mainan dengan bahan yang melimpah di sekitar rumah. Salah satu mainan yang paling saya ingat adalah pistol-pistolan dari bambu yang diberi nama “Bedhil-Bedhilan” meskipun bentuknya lebih mirip pompa sepeda daripada pistol. Di daerah lain mainan ini dikenal dengan berbagai nama antara lain Sethokan, slethokan, sontlop, sentlop, sentolop, ceplokan, jedlokan, plethokan, lontop, ondlop, jedhul dll.

Cara membuatnya cukup mudah. Bahan yang digunakan adalah bambu dengan panjang sekitar 30 cm, diameter maksimal 1,5 cm karena kalau terlalu besar nanti akan kesulitan mencari peluru yang cocok. Biasanya bambu yang dipilih merupakan bambu apus yang masih muda. Bisa juga menggunakan bambu wuluh yang biasa digunakan untuk membuat seruling namun jenis bambu ini mudah pecah karena terlalu tipis. Yang kedua adalah bilah bambu yang diraut menjadi stik yang digunakan sebagai pendorong peluru. Jika di daerah lain bagian gagangnya disambung dengan bambu bulat, di desaku gagangnya berbentuk kotak pipih karena merupakan satu kesatuan dengan stiknya. Yang perlu diperhatikan adalah panjang stik pendorong harus lebih pendek dari panjang pipa bambunya. Hal ini untuk memberi ruang bagi peluru pertama agar tidak keluar.

Setelah alatnya selesai dibuat, saatnya mengisi peluru. Peluru yang digunakan dapat bermacam-macam. Biasanya anak-anak menggunakan kembang jambu air, ada juga yang memakai kembang lamtoro (petai cina), buah lempeni atau menggunakan kertas koran yang direndam dengan air. Caranya pilih peluru yang lebih besar dari lobang pipa agar tidak ada udara yang bocor keluar. Agar dapat masuk, peluru perlu dipukul-pukul dengan gagang stik. Setelah itu di dorong masuk menggunakan stik ke ujung pipa. Peluru kedua dimasukkan dengan cara yang sama. Tekanan udara yang ada di dalam pipa menjadi besar. Hal inilah yang membuat peluru pertama dapat melesat dengan cepat.

Cara bermain bedhil-bedhilan (penampang)
Setelah mengumpulkan peluru, saatnya berperang. “Medan pertempuran” yang kami gunakan adalah kebun bambu di sebelah rumah saya. “Pertempuran” berlangsung seru layaknya Film perang amerika abad ke-16. Bedanya kalau di film-film itu memakai stik panjang untuk memasukkan peluru, kalau ini dengan memukul-mukulkan gagang stik ke peluru agar bisa masuk. Namanya juga perang-perangan, tak ada aturan spesifik. Tak jarang ketika sedang mengisi peluru kita kena tembak.

Di tengah “pertempuran” stok peluru kami habis. Mau cari lagi malas karena letak pohon jambu cukup jauh. Akhirnya kami memakai temulawak yang banyak tumbuh liar di sekitar kebun bambu. “Pertempuran” kembali berlangsung dan kali ini lebih seru karena setiap kena tembak akan meninggalkan bercak berwarna kuning. Sesampainya di rumah saya dimarahi Emak karena baju yang saya pakai penuh bercak-bercak kuning. Bercak-bercak tersebut baru bisa hilang setelah beberapa kali dicuci. Baju tersebut kemudian jadi baju wajib saat bermain bedhil-bedhilan karena kalau pakai baju lain bisa-bisa dijewer Emak.

Kini permainan ini sudah jarang dilakukan oleh anak-anak di desa saya. Apalagi kebun bambu telah beralih fungsi menjadi ladang pertanian dan temulawak yang dulu tumbuh liar sudah habis dipanen pemiliknya. Alangkah baiknya jika suatu saat ada paket wisata yang menawarkan paintball ala tradisional ini. Tinggal menambahkan perlengkapan keamanan (misalnya baju dan kaca mata) dan juga peraturan permainan tentu akan menjadi hal yang menarik karena unik dan murah meriah. Apalagi jika permainan ini dipromosikan melalui situs Indonesia Travel tentu akan lebih mudah dikenal orang baik dari dalam maupun luar negeri. (sumber kompas)

No comments: